Pembelajaran Produk Kreatif & Kewirausahaan: Membentuk Generasi Muda yang Mandiri dan Kreatif
Oleh : Kharisma Resti K.D.S., S.Pd.
Pendidikan kewirausahaan memainkan peran penting dalam mempersiapkan generasi muda untuk menghadapi tantangan dunia usaha. Dalam era globalisasi dan teknologi yang terus berkembang, keterampilan kewirausahaan menjadi semakin vital. Implementasi pembelajaran produktif kewirausahaan adalah langkah kunci untuk membentuk individu yang mandiri, inovatif, dan siap berkontribusi pada ekonomi.
Dari tahun ke tahun terdapat perbedaan yang signifikan antara jumlah lapangan pekerjaan dengan jumlah Angkatan kerja baik lulusan SMA/SMK dan perguruan tinggi. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pada Februari 2023 tingkat penggangguran terbuka mencapai 5,45 persen. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir effendy mengatakan kewirausahaan merupakan salah satu kunci untuk mengatasi minimnya lapangan kerja formal. Oleh karena itu, pemerintah mendorong agar kewirausahaan berkembang pesat di Indonesia. Salah satu dorongan kewirausahaan berkembang pesat adalah implementasi pembelajaran produktif kewirausahaan atau Produk Kreatif Kewirausahaan (PKKwu) di satuan Pendidikan, supaya mempersiapkan dan membekali peserta didik dalam memasuki dunia kerja.
Pembelajaran kewirausahaan fokus pada pengembangan keterampilan nyata yang dapat diterapkan dalam dunia usaha. Ini termasuk perencanaan bisnis, manajemen keuangan, pemasaran, dan keterampilan interpersonal yang krusial dalam berbisnis. Melalui pembelajaran produktif, peserta didik didorong untuk berpikir kreatif, mengembangkan ide-ide inovatif dan menemukan solusi untuk masalah yang ada. Melalui pembelajaran kewirausahaan memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk mengenali, mengasah potensi dan menumbuhkan jiwa kewirausahaan mereka sehingga mereka dapat menciptakan lapangan kerja sendiri di masa depan dan dapat mengatasi permasalahan lapangan kerja di Indonesia.
SMK Farmasi Nasional Surakarta mengembangkan pembelajaran kewirausahaan yang terstruktur. Pembelajaran ini diberikan sejak kelas XI dan berlanjut di kelas XII. Tidak hanya sekedar teori saja, namun juga praktek. Peserta didik mendapatkan jam praktek lebih banyak dibanding teori, sehingga diharapkan mereka memiliki bekal dan keterampilan yang cukup supaya siap masuk dunia kerja dan dunia usaha. Pembelajaran kewirausahaan ini dimulai dari peserta didik menggali ide-ide kreatif, merencanakan produk, prototipe, pengujian, evaluasi hingga produksi massal. Selain membuat produk yang kreatif dan inovatif, peserta didik diajarkan sejak dini untuk memasarkannya atau berjualan. Berbagai produk baik makanan maupun non makanan sudah diproduksi oleh peserta didik seperti lilin aromaterapi, minyak angin aromaterapi, masker wajah, massage oil, bathbomb, sirup herbal, reed diffuser, donat, nugget sayur, mochi, dadar gulung dan sebagainya. Produk-produk yang telah dibuat sebagian besar merupakan kolaborasi pembelajaran antara mapel Farmakognosi dan PKKwu bahkan mapel Kecantikan. Hal ini dikarenakan SMK Farmasi Nasional Surakarta memiliki dua jurusan yaitu Teknologi Farmasi dan Kecantikan dan Spa. Harapannya pembelajaran yang diajarkan masih selinear dengan jurusan peserta didik sehingga bukan hanya keterampilan keahliannya saja yang cakap dan kompeten tetapi keterampilan kewirausahaannya pun
juga.
Implementasi pembelajaran produk kreatif dan kewirausahaan di Satuan Pendidikan merupakan investasi berharga dalam membentuk generasi muda yang mandiri, kreatif, dan siap berkontribusi dalam dunia usaha. Dengan memberikan pengalaman praktis dan mendalam dalam kewirausahaan, peserta didik dapat siap dan sukses di era global yang kompetitif dan dinamis. SMK Farmasi Nasional Surakarta sudah melakukan kontribusi dan terus berupaya mengembangkan pembelajaran kewirausahaan yang kreatif, inovatif dan selaras dengan perkembangan dunia. SMK bisa! Farmasi Ku suka! Nasional tetap Jaya!