KEKOMPLEKSAN KIMIA DAN PENERAPANNYA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Oleh : Kharisma Resti K.D.S., S.Pd.

Kimia itu abstrak?.

Sudah tidak terhitung banyaknya siswa-siswi mengatakan bahwa “Kimia itu abstrak”, “Kimia itu susah” dan sebagainya yang memiliki arti bahwa kimia itu sulit untuk dipelajari dan dibayangkan dalam kehidupan sehari-hari. Anggapan hal tersebut tidak sepenuhnya salah, namun juga tidak sepenuhnya benar. Kimia merupakan ilmu yang cukup unik dan kompleks. Kekompleksan ini yang membuat siswa sering kali tidak suka dengan pelajaran kimia yang dinilai sulit dipahami dan dipelajari. Untuk memahami kimia, kita perlu mengerti terlebih dahulu bahwa kimia memiliki representasi. Representasi tersebut sering disebut representasi segitiga kimia yang terdiri dari level makroskopis, level submikroskopis dan level simbolik. Ketiga representasi ini saling
terhubung dan berkaitan satu sama lain. Level makroskopis menggambarkan pengamatan nyata melalui fenomena yang dapat dilihat melalui panca indera. Level submikroskopis menjelaskan pada tingkat partikel yang digambarkan atom, molekul dan ion. Level ini nyata namun tidak kasat mata karena ukurannya yang sangat kecil. Yang terakhir level simbolik, level ini melibatkan penggunaan simbol kimia, rumus, persamaan reaksi kimia. Representasi simbolik ini sebagai penghubung antara representasi makroskopis dan submikroskopis supaya konsep abstrak terlihat lebih konkret.

Salah satu kesulitan yang dihadapi siswa belajar kimia karena pada sumber belajar dan pembelajaran di kelas tidak mengajarkan keterkaitan antara level makroskopis, submikroskopis dan simbolik. Seringkali sumber belajar hanya mengajarkan secara representasi submikroskopis dan simbolik saja, yang tentunya pada level ini pemahaman abstrak dan teoritis. Namun jika dalam menyampaikan pembelajaran mengaitkan representasi makroskopis, merupakan fenomena kehidupan sehari-hari yang dapat dilihat, Siswa tentu lebih mudah untuk memahami. Ketika siswa sudah mengerti visualisasinya dari aspek makroskopis. Fenomena tersebut bisa dijelaskan prosesnya secara level submikroskopis dan ditulis dengan simbol berupa rumus kimia atau persamaan reaksi. Penyampaian ketiga representasi ini membuat siswa memiliki pemahaman yang komprehensif terhadap materi kimia. Namun jika ketiganya tidak dijelaskan secara utuh maka mengakibatkan kesulitan dalam memahami materi dan menimbulkan miskonsepsi. Sebagai contoh siswa-siswi SMK Farmasi Nasional selalu melakukan SOP selama praktek. Salah satunya membersihkan meja lab menggunakan alkohol 70%. Alkohol 70% akan lebih dipahami siswa, bila siswa melihat wujudnya secara langsung. Setelah siswa memahami penggambaran secara nyata (seperti bentuk, warna, bau), siswa diajak belajar lebih dalam melalui tingkat submikroskopis seperti “Apa jenis alkohol yang digunakan?”, “Bagaimana cara membuat alkohol dengan kadar 70%?”, “Bagaimana proses penghilangan mikroorganisme pada meja lab menggunakan alkohol 70%?”, “Bagaimana struktur alkohol?”. Selanjutnya antara level makroskopis dan submikroskopis dihubungkan dengan level simbolik, sebagai contoh simbol kimia, penulisan rumus senyawa alkohol (etanol) dan persamaan reaksi kimianya. Keutuhan dan keterkaitan representasi segitiga kimia dalam pembelajaran kimia membuat pengetahuan yang abstrak menjadi lebih konkret dan yang sulit dipahami menjadi lebih mudah dipahami.

Laju Reaksi dalam Kehidupan Sehari-hari.

Beberapa minggu ini, siswa mempelajari materi kimia salah satunya Laju Reaksi. Laju Reaksi merupakan cepat lambatnya reaksi kimia yang ditentukan dari konsentrasi per satuan waktu. Ketika mendengar istilah konsentrasi per satuan waktu, pasti yang terbesit dipikiran adalah rumus dan hitungan. Mungkin ada sebagian siswa beranggapan “mengapa harus menghitung laju reaksi?” Apa manfaatnya buat kita?”. Hal itu terjadi bila konsep pemikiran kita hanya memandang pada materi tersebut secara level submikrokopis dan simbolik saja. Seakan-akan hanya teori saja dan tidak ada manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.

Sebenarnya laju reaksi itu banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Siswa bisa melihat fenomena-fenomena alam yang mengalami reaksi kimia secara cepat dan lambat. Sebagai contoh fenomena besi berkarat yang terjadi secara lambat sedangkan petasan kembang api jika kita berikan percikan api langsung meledak (reaksi cepat). Berdasarkan kedua fenomena ini siswa dapat memahami contoh laju reaksi berlangsung secara cepat dan lambat. Tidak hanya sampai disitu saja, Namun siswa dapat memahami juga apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi cepat dan lambatnya suatu reaksi. Hal ini juga terdapat dalam kehidupan sehari-hari seperti ketika meminum obat dalam bentuk tablet dan serbuk, maka akan lebih cepat obat itu bereaksi jika dalam bentuk serbuk. Hal ini berkaitan dengan luas permukaan bidang sentuhnya. Contoh lainnya ketika siswa ingin melarutkan gula dalam pembuatan teh manis. Siswa dapat memahami fenomena gula dilarutkan dalam air panas akan lebih cepat larut dibandingkan gula dilarutkan dalam air dingin. Hal ini berkaitan dengan faktor suhu. Selain itu, ketika siswa mendapatkan buah yang belum matang, tetapi ingin segera mengkonsumsinya. Siswa dapat menggunakan karbit atau nama lain dari kalsium karbida (CaC2) untuk mempercepat proses pematangan buah. Hal ini merupakan fenomena laju reaksi juga khususnya faktor katalis.

Berdasarkan beberapa contoh di atas, fenomena laju reaksi banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari dan erat dalam kehidupan kita yang mungkin seringkali kita tidak menyadarinya. Laju reaksi bukanlah sesuatu yang abstrak dan hanya sekedar teoritis belaka. Dari materi ini kita bukan hanya sekedar memahami konsepnya dan contohnya saja, namun kita dapat memecahkan berbagai masalah yang kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh mengenai besi berkarat. Kita dapat mencegah besi berkarat atau memperlambat proses perkaratannya dengan menggunakan cat.

Makna kimia yang sebenarnya

Kimia itu unik, kompleks dan menyenangkan. Kimia tidak sebatas larutan yang ada di lab, simbol unsur dalam sistem periodik, persamaan reaksi yang hanya berupa tanda dan simbol serta perhitungan stoikiometri yang rumit. Kimia adalah kita, apa yang kita kerjakan dan temui dalam kehidupan sehari-hari. Lihatlah sekeliling dan kamu akan menemukan bahwa kimia itu dekat dengan kita namun seringkali kita anggap jauh karna tidak terlihat maupun tidak disadari. Yang tidak terlihat dengan mata bukan berarti itu tidak ada. Namun tetap nyata kehadirannya dengan dampak yang kita rasakan. Seperti angin yang tidak bisa kita lihat namun bisa kita rasakan. Itulah kimia.

Tidak ada kata sulit belajar kimia, yang ada hanyalah kita cepat memahami atau lebih lambat memahami. Yakinlah cepat lambat proses berfikir kita dalam memahami materi kimia, yang terpenting pada akhirnya kita paham. Seperti buah mangga yang belum matang diberi karbit dan tidak diberi karbit. Bukankah pada akhirnya mangga-mangga tersebut matang?

Leave a Comment