PENGAPLIKASIAN FARMAKOLOGI DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Oleh : apt. Suryanti, S.Si. 

Farmakologi??????
Oh no … lari … hafalannya susah. Tak suka tak suka … aku tak suka menghapal …
Tidak suka…hafalannya banyak…

Haha, di atas adalah sebagian besar jawaban dari siswa ketika ditanya “ kamu suka mapel Farmakologi ga?” nah… se-ngga-nyenenginkah pelajaran Farmakologi itu?

Kalau kalian masih punya jawaban seperti salah satu contoh jawaban di atas, ada baiknya kalian baca artikel ini. Semoga setelah membaca dan merenungkan, kalian bakal tau bahwa Farmakologi adalah salah satu disiplin ilmu yang sangat-sangat aplikatif alias bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Yuk kita kupas dulu apa sih sebenere Farmakologi itu. Apa sih yang bakal kita pelajari dari mapel
ini.

Kalau diliat dari asal katanya, Farmakologi berasal dari dua kata, yaitu Pharmacon, yang artinya obat. Kata kedua adalah logos yang artinya ilmu. So, kalua diliat dari asal katanya, maka Farmakologi adalah ilmu yang mempelajari tentang obat. Nah sederhana bukan?. Trus apa sih yang suka bikin pusing alias ga suka dengan Farmakologi? Jawabannya pasti karena susah ngapalin nama obat. Tentang spesialite obat. Nah kalau kalian masih kesusahan di titik ini, artinya kalian belum nemu nih, apa sih poin yang harus kita pegang di titik ini.

Jadi kalau kita mau belajar spesialite obat, saran saya, jangan menelan mentah-mentah nama patennya. Kalau obat paten tu dah pasti jumlahnya ratusan bahkan ribuan, dimana 1 nama generik bisa puluhan obat paten. Jadi di titik ini, tipsnya biar ga kesulitan adalah pelajari nama generiknya, lalu khasiatnya untuk apa. Obat generik secara jumlah lebih sedikit dibanding obat paten. Ya awalnya pasti susah, tapi kalau sering dibaca, bahkan mempraktikan dalam pelayanan kefarmasian bakalan auto hafal deh.

Lalu kejadian nomer 2, dimana pasien menyebut nama Sepontan, yang tentu saja tidak ada, maka peran ilmu Farmakologi dibutuhkan. Kita bisa menanyakan keluhan pasien, na setelah tau dari mendengar penyampaian pasien, kita kerucutkan oh berarti yang dimaksud pasien adalah obat penghilang rasa sakit. Dari situ kita bisa menuju ke obat dengan nama paten PONSTAN.

Untuk kasus ke-3, sebagai tenaga kefarmasian yang bekerja di Fasilitas Pelayanan Kesehatan, ketika ada pasien datang dengan membawa keluhan dan bukan nama obat, maka disinilah Farmakologi diaplikasikan. Setelah menyapa dan mendengarkan keluhan pasien, maka mulailah bedakan, apakah batuk yang dialami jenis batuk produkti (menghasilkan dahak) atau batuk non produktif (batuk kering). Pertanyaan selanjutnya, apakah disertai dengan alergi atau tidak, pertanyaan terakhir, apakah disertai sesak nafas atau tidak. Jika pasien menjawab batuknya berdahak, tidak disertai alergi, tetapi disertai sesak nafas, maka untuk memilihkan obat yang tepat jenis dan tepat dosis bagi penderita, kita pilih obat batuk yang memiliki mekanisma mengeluarkan dahak (ekspektoran), dan mengatasi sesak nafas (bronkodilator). Berdasar komposisi yang dibutuhkan, sebagai alternative pertama kita bisa memilih Lasal Expectorant, yang mengandung
Guaiafenesin sebagai ekspektoran, dan Salbutamol 2 mg sebagai Bronkodilator.

Ketiga contoh tadi menggambarkan betapa Farmakologi adalah disiplin ilmu yang sangat aplikatif dalam kehidupan sehari-hari. Tentunya masih banyak sekali contoh kejadian yang memerlukan kompetensi di bidang obat, dan tentunya diperoleh di mata pelajaran Farmakologi. ingat duo L yah

L for Love, L for Logi… Love Logi … so .. cintai ilmunya … rasakan manfaatnya

Demikianlah artikel tentang pengaplikasian Farmakologi dalam kehidupan sehari-hari. Semoga menambah wawasan dan semakin membuka diri untuk belajar lebih giat, dan akhirnya mampu mengaplikasikan ilmu yang didapat dalam kehidupan sehari-hari.

Leave a Comment