Pembudidayaan Tanaman Liar yang Berpotensial di SMK Farmasi Nasional Surakarta
Oleh : Mayang Septiana Putri Haryadi, S.Farm
Tanaman liar, siapa yang tidak pernah menjumpai? Hampir seluruh orang menjumpainya. Tanaman liar yang biasanya dianggap tidak berguna karena banyak dikatakan sebagai gulma atau penganggu. Justru mempunyai potensi bila dirawat sebagaimana mestinya. Lalu, apakah ada suatu cara yang bisa digunakan agar bermanfaat? Salah satunya dengan menerapkan teknik budidaya disertai teknologi tepat guna yang berada di sekitar.
Apakah perlu dilakukan? Hal tersebut perlu karena bertujuan untuk meningkatkan kesadaran pemanfaatan tanaman liar yang berpotensi sebagai obat tradisional. Pada masa kini juga perlu memperkenalkan tanaman obat kepada masyarakat, supaya warisan yang turun-temurun tidak dilupakan begitu saja oleh generasi milenial di masa sekarang. Mengingat bahwa belum banyak generasi milenial yang mengenal obat tradisional. Oleh karena itu perlu dilakukan budidaya sebagai bentuk pelestarian.
Tanaman liar banyak yang dikenal merugikan dan tidak mempunyai manfaat atau bahkan tidak berpotensi apapun. Justru, tanaman liar harus diperhatikan karena sudah banyak penelitian baik masih dalam bentuk sederhana hingga sudah dalam level paling rumit. Kemudian, dari sumber penelitian dijadikan referensi dengan mengambil poin terpenting. Langkah awal penelitian pertama kali dikenal mengambil bahan atau tanaman agar terjamin yaitu mengambil dari petani yang sudah melakukan budidaya. Pada langkah awal tercetus suatu pertanyaan “bagaimana cara membudidayakan tanaman jika tanaman tersebut berupa tanaman yang diketahui tumbuh liar?”
Budidaya tanaman liar menggunakan teknologi tepat guna yang ada disekitar dapat diterapkan di lingkungan SMK Farmasi Nasional Surakarta. Tanaman liar yang dapat dibudidayakan secara sederhana tanpa menggunakan teknologi yang rumit. Contoh tanaman liar yang mudah diibudidayakan adalah tanaman suruhan (Peperomia pellucida) yang selama ini diketahui tumbuh liar di bebatuan atau dinding. Tanaman tersebut berkhasiat sebagai antiradang, menurunkan demam, dan mengurangi nyeri.
Teknologi yang tepat untuk diaplikasikan pada tanaman suruhan cukup menggunakan teknologi sederhana. Beberapa yang dibutuhkan untuk penanaman yakni media (tanah), pupuk, air, sinar matahari, dan wadah (pot). Singkatnya penanaman sangat mudah dengan mencampurkan tanah dan pupuk dimasukkan dalam pot. Tanaman suruhan ditanamkan dalam pot lalu berikan air secukupnya. Tahap akhir letakkan dibawah sinar matahari yang cukup. Pemanenan dilakukan dalam jangka waktu antara 3 hingga 6 bulan. Proses selanjutnya suruh dapat digunakan untuk pengobatan secara sederhana. Herba diambil dalam jumlah tertentu lalu direbus dengan air matang untuk diminum. Tanaman dapat juga diawetkan dengan melibatkan teknik penyiapan tanaman obat/simplisia. Tahapan terakhir diperoleh dalam bentuk kering.
Sekian artikel ini, diharapkan civitas SMK Farmasi Nasional Surakarta turut menggalakan program budidaya tanaman liar sehingga kedepannya tanaman liar bisa dimanfaatkan menjadi produk unggulan dan mempunyai nilai guna bagi masyarakat.